Bis yang Berbahaya

Wednesday, October 28, 2009

BIS BERTINGKAT YANG MENYERAMKAN

Malam ini udara dingin sekali. Dua hari lagi hari libur akan tiba. Firman yang sedang berdiri di halte, mengusap-usap telapak tangannya untuk mengusir dingin. Sayup-sayup terdengar suara burung hantu di kejauhan. Firman mengutuk bossnya dalam hati, karena memaksanya berangkat pada jam yang sangat tidak menyenangkan ini. Firman ditugaskan untuk mengantarkan sebuah paket ke sebuah gudang tua di ujung kota. Perjalanan ke sana memerlukan waktu sekitar setengah jam, dan satu-satunya jenis angkutan umum yang tersedia adalah bis bertingkat yang sudah tua dan jalannya lambat.

Setelah menunggu lama, akhirnya bis itu muncul. Firman pun naik. Hanya ada beberapa penumpang saja yang terlihat. Firman terus melangkah menuju tangga karena dia memutuskan untuk duduk di tingkat atas saja. Tetapi langkahnya dihentikan oleh seorang nenek keriput yang duduk di dekat tangga. Nenek itu berkata,"Jangan naik ke atas, nak. Di atas berbahaya.". Firman terkejut. Dia pernah mendengar kisah-kisah menyeramkan tentang bis bertingkat seperti yang pernah diceritakan teman-temannya. Karena merasa ngeri, Firman pun mengurungkan niatnya untuk naik ke atas. Setelah
memilih sebuah bangku yang agak jauh, Firman duduk sambil membayangkan hal-hal
yang mengerikan yang mungkin terjadi.

Perjalanan 30 menit yang menegangkan itu pun akhirnya dapat dilalui. Firman
telah sampai di tempat tujuannya, ketika bis bertingkat itu berhenti di sebuah halte. Firman turun sambil menarik nafas lega, sementara bis itu kembali melanjutkan perjalanannya.

Keesokan malamnya, satu malam sebelum malam Imlek, Firman kembali ditugaskan bossnya untuk mengantarkan sebuah paket lagi ke gudang yang sama. Firman pun kembali berangkat menuju halte. Bis yang sama dengan bis yang kemarin muncul lagi, Firman naik. Penumpang bis yang terlihat hanya beberapa orang saja. Firman lalu berjalan menuju tangga. Tetapi di sana Firman kembali dihentikan oleh seorang nenek keriput yang duduk di dekat tangga. Nenek yang sama dengan yang kemarin.
Nenek itu berkata,"Jangan naik ke atas, nak. Di atas berbahaya.". Firman teringat dengan pengalamannya kemarin. Ia merasa takut dan memilih untuk duduk di sebuah bangku yang agak jauh dari tangga. Setelah 30 menit, bis bertingkat itu akhirnya berhenti di halte tempat tujuan Firman. Firman turun dengan perasaan lega. Dan bis itu pun melanjutkan perjalanan kembali.

Keesokan harinya, tepat pada malam liburan, Firman kembali diberi tugas
oleh bossnya untuk mengantarkan sebuah paket lagi ke gudang yang sama dengan sebelumnya. Firman menunggu bis di halte sambil melihat ke sekelillingnya. Suasana kota terlihat meriah. Lampu-lampu dan hiasan berwarna warni menghiasi sudut-sudut jalan. Ketika bis bertingkat yang ditunggunya datang, Firman naik. Bis itu adalah bis yang sama dengan yang kemarin. Firman melihat ke arah bangku di dekat tangga, dan benar saja, nenek yang sama dengan yang kemarin terlihat duduk di situ. Firman lalu mendekati nenek keriput itu. Sebelum nenek itu berkata apa-apa, Firman mendahuluinya, "Nek, apapun yang akan Nenek katakan, saya tetap akan naik dan duduk di atas. Malam ini adalah malam liburan dan suasana kota begitu meriahnya, saya tidak takut akan sesuatupun.".


Tanpa menunggu jawaban apa-apa dari nenek tua itu, Firman lalu naik ke atas.
Tidak ada penumpang satu orang pun di atas. Firman memilih untuk duduk di dekat jendela, dan menunggu dengan perasaan tegang. Tetapi hingga 30 menit berlalu, tidak terjadi apa-apa.

Akhirnya Firman sampai di tempat tujuan, dan bis itu berhenti di sebuah halte. Firman turun dari tingkat atas dan mencari si nenek keriput di dekat tangga. Setelah bertemu, lalu Firman bertanya, "Nek, kenapa sih, Nenek melarang penumpang untuk naik ke atas? Saya sudah mencoba sendiri, ternyata di atas tidak ada apa-apa yang membahayakan. Sebenarnya ada apa sih, nek?".

Sambil menunjukkan jarinya ke atas, nenek keriput itu menjawab,

"Di atas berbahaya, nak. Tidak ada supirnya.".^_^ ^_^



0 comments:

Post a Comment

silahkan tingalkan komentar anda........

  © Blogger template On The Road by Ourblogtemplates.com 2009

Back to TOP