remaja bermanfaat

Wednesday, April 8, 2009


MENJADI REMAJA BERMANFAAT


Suatu ketika, Hasan Al Bashri menyuruh beberapa muridnya untuk memenuhi kebutuhan ‎seseorang. Dia berkata, "Temuilah Tsabit Al Bunani dan pergilah kalian bersamanya." ‎Lalu, mereka mendatangi Tsabit yang ternyata sedang iktikaf di masjid. Dan, Tsabit ‎minta maaf karena tidak bisa pergi bersama mereka. Mereka pun kembali lagi kepada ‎Hasan dan memberitahukan perihal Tsabit.

Hasan berkata, "Katakanlah kepadanya, 'Hai Tsabit, apa engkau tidak tahu bahwa ‎langkah kakimu dalam rangka menolong saudaramu sesama muslim itu lebih baik ‎bagimu daripada ibadah haji yang kedua kali?'" Kemudian, mereka kembali menemui ‎Tsabit dan menyampaikan apa yang dikatakan Hasan Al Bashri. Maka, Tsabit pun ‎meninggalkan iktikafnya dan pergi bersama mereka untuk membantu orang yang ‎membutuhkan.

Banyak cara bisa dilakukan agar menjadi orang yang bermanfaat bagi masyarakat. Bisa ‎dengan menolong dalam bentuk tenaga, memberikan bantuan dalam bentuk materi, ‎memberi pinjaman, memberikan taushiyah keagamaan, meringankan beban penderitaan, ‎membayarkan utang, memberi makan, hingga menyisihkan waktu untuk menunggu ‎tetangga yang sakit.

Pimpinan yang baik juga bermanfaat bagi bawahannya, sebagaimana penguasa yang adil ‎pun bermanfaat bagi rakyatnya. Bahkan, membuat orang lain menjadi gembira juga ‎termasuk amalan bermanfaat yang dicintai oleh Allah SWT. Rasulullah SAW bersabda, ‎‎"Barang siapa yang membantu kesusahan seorang mukmin dari beberapa kesusahan ‎dunia maka Allah akan membantu kesusahannya dari beberapa kesusahan pada hari ‎kiamat. Dan, barang siapa yang meringankan beban orang kesulitan maka Allah akan ‎meringankannya dalam urusan dunia dan akhirat." (HR Muslim dan Ahmad).

Adalah ironi jika banyak orang kaya yang lebih senang naik haji berulang kali daripada ‎membantu kaum dhuafa yang membutuhkan uluran tangan. Banyak juga orang kaya yang ‎jor-joran membangun masjid mewah, sedangkan di sekelilingnya masih banyak kaum ‎fakir miskin yang membutuhkan bantuan. Padahal, Allah tidak butuh disembah dengan ‎indahnya masjid ataupun ibadah haji yang berulang-ulang. Wallahu a'lam bishshawab.


Oleh : Abduh Zulfidar Akaha
REPUBLIKA

Read more...

anda bertanya Al-Qur'an menjawab

MANUSIA BERTANYA, AL-QUR’AN MENJAWAB
Manusia Bertanya : Kenapa aku diuji ?
Qur'an Menjawab : Apakah manusia itu mengira bahwa mereka dibiarkan (saja) ‎mengatakan:"Kami telah beriman", sedang mereka tidak diuji lagi? (Al-Ankabuut : 2). ‎Dan sesungguhnya Kami telah menguji orang-orang sebelum mereka, maka ‎sesungguhnya Allah mengetahui orang-orang yang benar dan sesungguhnya Dia ‎mengetahui orang-orang yang dusta. (Al-Ankabuut : 3)

Manusia Bertanya : Kenapa aku tidak diuji saja dengan hal-hal yang baik ?
Qur'an Menjawab : ………. boleh jadi kamu membenci sesuatu, padahal ia amat baik ‎bagimu, dan boleh jadi (pula) kamu menyukai sesuatu padahal ia amat buruk bagimu; ‎Allah mengetahui, sedang kamu tidak mengetahui. (Al-Baqarah : 216)

Manusia Bertanya : Kenapa aku diberi ujian seberat ini?
Qur'an Menjawab : Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan ‎kesanggupannya………. (Al-Baqarah : 286)

Manusia Bertanya : Bolehkah aku frustrasi ?
Qur'an Menjawab : Janganlah kamu bersikap lemah, dan janganlah (pula) kamu ‎bersedih hati, padahal kamulah orang-orang yang paling tinggi (derajatnya), jika kamu ‎orang-orang yang beriman. (Ali Imraan : 139)

Manusia Bertanya : Bolehkah aku berputus asa ?
Qur'an Menjawab : ………..dan jangan kamu berputus asa dari rahmat Allah. ‎Sesungguhnya tiada berputus asa dari rahmat Allah, melainkan kaum yang kafir. (Yusuf : ‎‎87)

Manusia Bertanya : Bagaimana cara menghadapi ujian hidup ini?
Qur'an Menjawab : Hai orang-orang yang beriman, bersabarlah kamu dan kuatkanlah ‎kesabaranmu dan tetaplah bersiap siaga (di perbatasan negerimu) dan bertaqwalah kepada ‎Allah supaya kamu beruntung. (Ali Imraan : 200) Jadikanlah sabar dan shalat sebagai ‎penolongmu. Dan sesungguhnya yang demikian itu sungguh berat, kecuali bagi orang-‎orang yang khusyu'. (Al-Baqarah : 45)

Manusia Bertanya : Bagaimana menguatkan hatiku?
Qur'an Menjawab : ….Cukuplah Allah bagiku; tidak ada Tuhan selain Dia. Hanya ‎kepada-Nya aku bertawakal……. (At-Taubah : 129)

Manusia Bertanya : Apa yang kudapat dari semua ujian ini?
Qur'an Menjawab : Sesungguhnya Allah telah membeli dari orang-orang mu'min, diri ‎dan harta mereka dengan memberikan surga untuk mereka………. (At-Taubah : 111)


‎(Sumber Tulisan oleh : Hakeem bin Zain)‎

Read more...

Tahan Amarah

SANGGUPKAH ANDA MENAHAN AMARAH?‎
‎"Siapa yang menahan marah, padahal ia dapat memuaskannya (melampiaskannya), maka ‎kelak pada hari kiamat, Allah akan memanggilnya di depan sekalian makhluk. Kemudian, ‎disuruhnya memilih bidadari sekehendaknya." (HR. Abu Dawud - At-Tirmidzi)

Tingkat keteguhan seseorang dalam menghadapi kesulitan hidup memang berbeda-beda. ‎Ada yang mampu menghadapi persoalan yang sedemikian sulit dengan perasaan tenang. ‎Namun, ada pula orang yang menghadapi persoalan kecil saja ditanggapinya dengan ‎begitu berat. Semuanya bergantung pada kekuatan ma’nawiyah (keimananan) seseorang.

Pada dasarnya, tabiat manusia yang beragam: keras dan tenang, cepat dan lambat, bersih ‎dan kotor, berhubungan erat dengan keteguhan dan kesabarannya saat berinteraksi ‎dengan orang lain. Orang yang memiliki keteguhan iman akan menyelurusi lorong-lorong ‎hati orang lain dengan respon pemaaf, tenang, dan lapang dada.

Adakalanya, kita bisa merasa begitu marah dengan seseorang yang menghina diri kita. ‎Kemarahan kita begitu memuncak seolah jiwa kita terlempar dari kesadaran. Kita begitu ‎merasa tidak mampu menerima penghinaan itu. Kecuali, dengan marah atau bahkan ‎dengan cara menumpahkan darah. Na’udzubillah.

Menurut riwayat, ada seorang Badwi datang menghadap Nabi S.A.W. dengan maksud ‎ingin meminta sesuatu pada beliau. Beliau memberinya, lalu bersabda, "Aku berbuat baik ‎padamu." Badwi itu berkata, "Pemberianmu tidak bagus." Para sahabat merasa ‎tersinggung, lalu mengerumuninya dengan kemarahan. Namun, Nabi memberi isyarat ‎agar mereka bersabar.

Kemudian, Nabi S.A.W. pulang ke rumah. Nabi kembali dengan membawa barang ‎tambahan untuk diberikan ke Badwi. Nabi bersabda pada Badwi itu, "Aku berbuat baik ‎padamu?" Badwi itu berkata, "Ya, semoga Allah membalas kebaikan Tuan, keluarga dan ‎kerabat."

Keesokan harinya, Rasulullah S.A.W. bersabda kepada para sahabat, "Nah, kalau pada ‎waktu Badwi itu berkata yang sekasar engkau dengar, kemudian engkau tidak bersabar ‎lalu membunuhnya. Maka, ia pasti masuk neraka. Namun, karena saya bina dengan baik, ‎maka ia selamat."

Beberapa hari setelah itu, si Badwi mau diperintah untuk melaksanakan tugas penting ‎yang berat sekalipun. Dia juga turut dalam medan jihad dan melaksanakan tugasnya ‎dengan taat dan ridha.

Rasulullah S.A.W. memberikan contoh kepada kita tentang berlapang dada. Ia tidak ‎panik menghadapi kekasaran seorang Badwi yang memang demikianlah karakternya. ‎Kalau pun saat itu, dilakukan hukuman terhadap si Badwi, tentu hal itu bukan ‎kezhaliman. Namun, Rasulullah S.A.W. tidak berbuat demikian. Beliau tetap sabar ‎menghadapinya dan memberikan sikap yang ramah dan lemah lembut. Pada saat itulah, ‎beliau S.A.W. ingin menunjukkan pada kita bahwa kesabaran dan lapang dada lebih ‎tinggi nilainya daripada harta benda apa pun. Harta, saat itu, ibarat sampah yang ‎bertumpuk yang dipakai untuk suguhan unta yang ngamuk. Tentu saja, unta yang telah ‎mendapatkan kebutuhannya akan dengan mudah dapat dijinakkan dan bisa digunakan ‎untuk menempuh perjalan jauh.

Adakalanya, Rasulullah S.A.W. juga marah. Namun, marahnya tidak melampaui batas ‎kemuliaan. Itu pun ia lakukan bukan karena masalah pribadi. Melainkan, karena ‎kehormatan agama Allah.

Rasulullah S.A.W. bersabda, "Memaki-maki orang muslim adalah fasik (dosa), dan ‎memeranginya adalah kufur (keluar dari Islam)." (HR. Bukhari)

Sabdanya pula, "Bukanlah seorang mukmin yang suka mencela, pengutuk, kata-katanya ‎keji dan kotor." (HR. Turmudzi).

Seorang yang mampu mengendalikan nafsu ketika marahnya berontak, dan mampu ‎menahan diri di kala mendapat ejekan. Maka, orang seperti inilah yang diharapkan ‎menghasilkan kebaikan dan kebajikan bagi dirinya maupun masyarakatnya.

Seorang hakim yang tidak mampu menahan marahnya, tidak akan mampu memutuskan ‎perkara dengan adil. Dan, seorang pemimpin yang mudah tersulut nafsu marahnya, tidak ‎akan mampu memberikan jalan keluar bagi rakyatnya. Justru, ia akan senantiasa ‎memunculkan permusuhan di masyarakatnya. Begitu pun pasangan suami-isteri yang ‎tidak memiliki ketenangan jiwa. Ia tidak akan mampu melayarkan laju bahtera hidupnya. ‎Karena, masing-masing tidak mampu memejamkan mata atas kesalahan kecil ‎pasangannya.

Bagi orang yang imannya telah tumbuh dengan suburnya dalam dadanya. Maka, tumbuh ‎pula sifat-sifat jiwa besarnya. Subur pula rasa kesadarannya dan kemurahan hatinya. ‎Kesabarannya pun bertambah besar dalam menghadapi sesuatu masalah. Tidak mudah ‎memarahi seseorang yang bersalah dengan begitu saja, sekalipun telah menjadi haknya.

Orang yang demikian, akan mampu menguasai dirinya, menahan amarahnya, mengekang ‎lidahnya dari pembicaraan yang tidak patut. Wajib baginya, melatih diri dengan cara ‎membersihkan dirinya dari penyakit-penyakit hati. Seperti, ujub dan takabur, riya, ‎sum’ah, dusta, pengadu domba dan lain sebagainya. Dan menyertainya dengan amalan-‎amalan ibadah dan ketaatan kepada Allah, demi meningkatkan derajat yang tinggi di sisi ‎Allah S.W.T.

Dari Abdullah bin Shamit, Rasulullah S.A.W. bersabda, "Apakah tiada lebih baik saya ‎beritahukan tentang sesuatu yang dengannya Allah meninggikan gedung-gedung dan ‎mengangkat derajat seseorang?" Para sahabat menjawab, "Baik, ya Rasulullah." ‎Rasulullah saw bersabda, "Berlapang dadalah kamu terhadap orang yang membodohi ‎kamu. Engkau suka memberi maaf kepada orang yang telah menganiaya kamu. Engkau ‎suka memberi kepada orang yang tidak pernah memberikan sesuatu kepadamu. Dan, ‎engkau mau bersilaturahim kepada orang yang telah memutuskan hubungan dengan ‎engkau." (HR. Thabrani).

Sabdanya pula, "Bahwasanya seorang hamba apabila mengutuk kepada sesuatu, naiklah ‎kutukan itu ke langit. Lalu, dikunci pintu langit-langit itu buatnya. Kemudian, turunlah ‎kutukan itu ke bumi, lalu dikunci pula pintu-pintu bumi itu baginya. Kemudian, ‎berkeliaranlah ia kekanan dan kekiri. Maka, apabila tidak mendapat tempat baru, ia pergi ‎kepada yang dilaknat. Bila layak dilaknat (artinya kalau benar ia berhak mendapat ‎laknat), tetapi apabila tidak layak, maka kembali kepada orang yang mengutuk (kembali ‎ke alamat si pengutuk)." (HR. Abu Dawud).

Read more...

GOSIP…. GOSIP… GOSIP…..‎

GOSIP…. GOSIP… GOSIP…..‎
Dari 'Ubaid r.a, dia berkata : "Di masa Rasulullah SAW, beliau memerintahkan orang-‎orang berpuasa selama satu hari. Lalu mereka pun berpuasa. Saat itu ada dua orang ‎wanita berpuasa, dan mereka sangat menderita karena lapar dan dahaga pada sore ‎harinya. Kemudian kedua wanita itu mengutus seseorang menghadap Rasulullah SAW, ‎untuk memintakan izin bagi keduanya agar diperbolehkan menghentikan puasa mereka.

Sesampainya utusan tersebut kepada Rasulullah SAW, beliau memberikan sebuah ‎mangkuk kepadanya untuk diberikan kepada kedua wanita tadi, seraya memerintahkan ‎agar kedua-duanya memuntahkan isi perutnya ke dalam mangkuk itu. Ternyata kedua ‎wanita tsb memuntahkan darah dan daging segar, sepenuh mangkuk tersebut, sehingga ‎membuat orang-orang yang menyaksikannya terheran-heran. Dan Rasulullah SAW ‎bersabda : "Kedua wanita ini berpuasa terhadap makanan yang dihalalkan Allah tetapi ‎membatalkan puasanya itu dengan perbuatan yang diharamkan oleh-Nya. Mereka duduk ‎bersantai sambil menggunjingkan orang-orang lain. Maka itulah 'daging-daging' mereka ‎yang dipergunjingkan." (Hadits Riwayat Ahmad)

‎“Orang yang menggunjing dan mendengarkan gunjingan, keduanya bersekutu dalam ‎perbuatan dosa.” (Hadits Riwayat Ath-Thabrani)

‎"Mereka itu adalah orang-orang yang suka mendengar berita dusta dan banyak memakan ‎yang haram." (Al-Qur'an Surat Al-Maidah : 42)

Allah S.W.T berfirman : "Hai orang-orang yang beriman, jauhilah kebanyakan dari ‎prasangka, sesungguhnya sebagian prasangka itu adalah dosa dan janganlah kamu ‎mencari-cari kesalahan orang lain dan janganlah sebahagian kamu menggunjing ‎sebahagian yang lain. Sukakah salah seorang di antara kamu memakan daging ‎saudaranya yang sudah mati? Maka tentulah kamu merasa jijik kepadanya. Dan ‎bertaqwalah kepada Allah.Sesungguhnya Allah Maha Penerima taubat lagi Maha ‎Penyayang. " (Al-Qur'an Surat Al-Hujuraat:12)‎

Read more...

hikmah pengharaman al-kohol

HIKMAH PENGHARAMAN ALKOHOL
Hikmah Pengharaman Alkohol : Dampaknya Terhadap Jantung
Dr. Sath-han Ahmad (United State of America)

ٍSudah menjadi sesuatu yang diketahui umum, yaitu adanya dampak yang sangat kentara ‎dari alkohol terhadap otak dan kerja hati (liver), kecuali apabila hal itu digunakan untuk ‎tujuan-tujuan sosial atau untuk medis. Ada sebuah pemahaman yang menyatakan bahwa ‎penggunaan alkohol dalam jumlah kecil tidak berdampak pada toksin atau mempengaruhi ‎anggota tubuh lainnya sehingga tidak boleh melarang penggunaan alkohol.

Oleh karena itu, aku melaksanakan penelitian ini untuk memastikan ada-tidaknya dampak ‎yang signifikan terhadap jantung bagi manusia. Penelitian juga aku lakukan terhadap zat ‎aditif "khomer" bagi responden. Tes percobaan adalah 6 jenis alkohol dengan kandungan ‎‎43% saya berikan kepada orang biasa yang sehat yang berusia 23 - 30 tahun selama 2 ‎jam, bagi kelompok pertama, dan 1 jam bagi kelompok kedua. Dan ternyata, kerja ‎jantung jadi berdebar kencang.

Terhadap kelompok pertama, setelah berselang 60 menit (1 jam), kandungan al-kohol ‎menjadi + 74 mcm/ml ada penambahan selama pemompaan darah 90 - 96 mili kedua. ‎Dan penambahan waktu kepastian 44 - 52, bertambah persentase keduanya dari 0,299 ‎sampai 323. Dan mulai menurun setelah 2 jam pertama padahal jumlah alkohol dalam ‎darah bertambah sampai 111 mg dengan peningkatan yang sangat cepat/drastis (pada ‎kelompok kedua) dan terjadi dis-fungsi organ perut bagian kiri setelah 30 menit. Hal ini ‎terjadi ketika keadaan alkohol dalam darah mencapai 50 mg/100ml.

Adapun pada kelompok ketiga. Kami melakukan studi komparasional terhadap 5 orang ‎yang aku beri saccharine dan terjadi penurunan pada tiga hal tersebut pada setiap orang.

Oleh karena itu, penggunaan alkohol dengan dosis "kecil/atau tidak seberapa" akan ‎menyebabkan terjadinya disfungsi organ secara berkala; dan pada orang-orang biasa bila ‎tidak berkala. Dan untuk menganalisis kerja jantung pada pada saat diberi zat aditif ‎tersebut di atas, maka 3 orang yang sudah kecanduan khomer, kami melakukan studi ‎komparasinya dengan kelompok orang-orang biasa yang sehat. Berdasarkan hipotesis : ‎Ada perbedaan yang jelas pada keadaan dan gejala-gejala jantung, maka diketahui ‎bahwasanya ditemukan keadaan yang sangat jelas pada setiap responden tentang ‎disfungsi organ perut bagian kiri, baik besar atau pun kecil. Dan disfungsi ini lebih jelas ‎lagi pada orang yang sedang sakit yang relatif lebih lama pada lama-tidaknya kerja ‎jantung. Pada 12 pasien tidak mengetahui penyebab pembengkakan jantung, sebab ‎ukuran/volume organ perut bagian kiri dan volume darah dan terbuang berbeda lebih ‎jelas dibandingkan pada responden orang biasa.

Dan pada 11 orang yang menderita sakit tambahan, tidak mengetahui pembengkakan ‎jantung dengan perbedaan yang jelas, yaitu adanya penambahan atau pengurangan ‎volume pompa darah.

Pada 18 pasien, mengetahui adanya pembengkakan jantung tanpa diserta gejala, terjadi ‎penurunan atau dis-fungsi kerja pompa jantung secara jelas dan disertai penurunan ‎volume dan darah yang terbuang.

Berdasarkan hal tersebut, penggunaan alkohol (sebagai zat aditif) adalah kritis secara ‎terus-menerus terhadap jantung. Hal ini diawali dengan berdebarnya detak jantung dan ‎sampai pada tahapan berikutnya, sakit; penurunan stamina tubuh pada kerja pompa darah, ‎kemudian pembengkakan jantung, munculnya dis-fungsi jantung. Dan informasi yang ‎diperoleh dari percobaan terhadap sejumlah anjing menguatkan data kami ini, dimana ‎kami telah memberi makan 7 anjing tersebut secara paralel 5 kebutuhan anjing tersebut ‎akan energi panas melalui alkohol selama 18 bulan. Maka, terjadilah dis-‎fungsi/penurunan yang sangat jelas pada jumlah yang terbuang dari organ perut bagian ‎kiri, dan pada kekuatan tulang biseps. Adapun pembengkakan pada organ perut dan ‎inflamasi ataupun perubahan pada keduanya, maka hal itu tidak terjadi, dan terjadinya ‎penurunan potassium dengan adanya catatan pada biseps jantung anjing (64, dimana ‎sebelumnya 72).

Berdasarkan hal tersebut, pengunaan alkohol dengan dosis apapun dan dalam kondisi ‎apapun bukan hanya mempengaruhi aqidah saja, bahkan berdampak kepada jantung ‎dengan dampak yang sangat berbahaya.

Sesungguhnya hukum pengharaman di dalam Islam adalah sesuatu yang sudah dogmatis ‎dan terbatas yang tidak ada porsi sedikitpun untuk meragukannya atau mengingkarinya. ‎Sikap Islam terhadap penggunaannya minuman beralkohol dalam dosis kecil adalah ‎sangat jelas yang tidak perlu penjelasan tambahan, sebagaimana disebutkan dalam hadits-‎hadits Rasulullah. Adapun orang-orang kafir dan kalangan pendosa, mereka mengikuti ‎kaidah-kaidah mereka dari aspek kemanusiaan dan medik untuk melegalkan penggunaan ‎alkohol dalam dosis rendah ... . Maka mereka akhirnya menyangka bahwa dosis rendah ‎tidak akan berdampak secara signifikan, tidak jadi haram, dan tidak membahayakan ‎tubuh. Dari hal ini pun akhirnya dimungkinkan penggunaan alkohol dalam dosis sedang ‎untuk tujuan-tujuan medik.

Oleh karena itu, dipandang perlu bahwa kita dalam setiap moment selalu mengedepankan ‎ilmu dan dalil untuk memuaskan mereka-mereka yang tidak yakin dengan asas komitmen ‎dalam kita bertahkim dengan hukum ilahi.

‎------------------------------
http://www.geocities.com/the_fact99/‎

Read more...

jadikan jiwa lebih sehat

MEMBACA AL-QUR’AN MENJADIKAN JIWA LEBIH SEHAT
Dalam sebuah penelitian di Belanda yang dilakukan oleh seorang profesor psycologist ‎yang bernama Vander Hoven [ VH ], dimana telah mengadakan sebuah survey terhadap ‎pasien di rumah sakit Belanda yg kesemuanya non muslim selama tiga tahun. Dalam ‎penelitian tersebut VH melatih para pasien untuk mengucapkan kata ALLAH ‎‎[penyebutan sesuai cara Islam] dengan jelas dan berulang-ulang.

Hasil dari penelitian tersebut sangat mengejutkan, terutama sekali untuk pasien yang ‎mengalami gangguan pada fungsi hati dan orang yang mengalami stress / ketegangan [ ‎tension ]. AL Watan, surat kabar Saudi sebagaimana telah mengutip dari peryataan ‎profesor VH tsb, yang mengatakan bahwa seorang muslim yang biasa membaca Al-‎Qur'an secara rutin dapat melindungi mereka dari penyakit mental dan penyakit-penyakit ‎yang ada hubungannya [ psychological diseases ].

VH juga menerangkan bagaimana pengucapan kata ALLAH tsb sebagai solusi dari ‎kesehatan , ia menekankan dalam penelitiannya bahwa huruf pertama dalam ALLAH ‎yaitu 'A' dapat melonggarkan [ melancarkan ] pada jalur pernafasan [espiratory system ], ‎dan mengontrol pernafasan [controls breathing ].dan untuk huruf konsonan ' L ' dimana ‎lidah menyentuh bagian atas rahang dapat memberikan efek relax, juga VH ‎menambahkan bahwa huruf ' H ' pada ALLAH tsb dapat menghubungkan antara Paru-‎paru dan Jantung dimana dapat mengontrol system dari denyut jantung [ heart beat ].

Subhanallah, sungguh luar biasa kebesaran Allah SWT ini, dimana penelitian yang ‎dilakukan oleh seorang profesor non muslim yang tertarik dan meneliti akan rahasia Al-‎Qur'an ini sangat mengejutkan para ahli kesehatan di Belanda.

‎[ Sumber dari Indonesian Moslem Student Association of North America ]
http://yartati.multply.com

Read more...

wanita yang selalu berbicara dengan Al-Qur'an


WANITA YANG SELALU BERBICARA DENGAN AL-QUR’AN

Berkata Abdullah bin Mubarak Rahimahullahu Ta'ala :
Saya berangkat menunaikan Haji ke Baitullah Al-Haram, lalu berziarah ke makam ‎Rasulullah sallAllahu 'alayhi wasallam. Ketika saya berada disuatu sudut jalan, tiba-tiba ‎saya melihat sesosok tubuh berpakaian yang dibuat dari bulu. Ia adalah seorang ibu yang ‎sudah tua. Saya berhenti sejenak seraya mengucapkan salam untuknya. Terjadilah dialog ‎dengannya beberapa saat.

Dalam dialog tersebut wanita tua itu , setiap kali menjawab pertanyaan Abdulah bin ‎Mubarak, dijawab dengan menggunakan ayat-ayat Al-Qur'an. Walaupun jawabannya ‎tidak tepat sekali, akan tetapi cukup memuaskan, karena tidak terlepas dari konteks ‎pertanyaan yang diajukan kepadanya.

Abdullah : "Assalamu'alaikum warahma wabarakaatuh."
Wanita tua : "Salaamun qoulan min robbi rohiim." (QS. Yaasin : 58) (artinya : "Salam ‎sebagai ucapan dari Tuhan Maha Kasih")

Abdullah : "Semoga Allah merahmati anda, mengapa anda berada di tempat ini?"
Wanita tua : "Wa man yudhlilillahu fa la hadiyalahu." (QS : Al-A'raf : 186 ) ("Barang ‎siapa disesatkan Allah, maka tiada petunjuk baginya")


Dengan jawaban ini, maka tahulah saya, bahwa ia tersesat jalan.

Abdullah : "Kemana anda hendak pergi?"
Wanita tua : "Subhanalladzi asra bi 'abdihi lailan minal masjidil haraami ilal masjidil ‎aqsa." (QS. Al-Isra' : 1) ("Maha suci Allah yang telah menjalankan hambanya di waktu ‎malam dari masjid haram ke masjid aqsa")


Dengan jawaban ini saya jadi mengerti bahwa ia sedang mengerjakan haji dan hendak ‎menuju ke masjidil Aqsa.

Abdullah : "Sudah berapa lama anda berada di sini?"
Wanita tua : "Tsalatsa layaalin sawiyya" (QS. Maryam : 10) ("Selama tiga malam dalam ‎keadaan sehat")

Abdullah : "Apa yang anda makan selama dalam perjalanan?"
Wanita tua : "Huwa yut'imuni wa yasqiin." (QS. As-syu'ara' : 79) ("Dialah pemberi aku ‎makan dan minum")

Abdullah : "Dengan apa anda melakukan wudhu?"
Wanita tua : "Fa in lam tajidu maa-an fatayammamu sha'idan thoyyiban" (QS. Al-Maidah ‎‎: 6) ("Bila tidak ada air bertayamum dengan tanah yang bersih")

Abdulah : "Saya mempunyai sedikit makanan, apakah anda mau menikmatinya?"
Wanita tua : "Tsumma atimmus shiyaama ilallaiil." (QS. Al-Baqarah : 187) ("Kemudian ‎sempurnakanlah puasamu sampai malam")
Abdullah : "Sekarang bukan bulan Ramadhan, mengapa anda berpuasa?"
Wanita tua : "Wa man tathawwa'a khairon fa innallaaha syaakirun 'aliim." (QS. Al-‎Baqarah : 158) ("Barang siapa melakukan sunnah lebih baik")

Abdullah : "Bukankah diperbolehkan berbuka ketika musafir?"
Wanita tua : "Wa an tashuumuu khoirun lakum in kuntum ta'lamuun." (QS. Al-Baqarah : ‎‎184) ("Dan jika kamu puasa itu lebih utama, jika kamu mengetahui")

Abdullah : "Mengapa anda tidak menjawab sesuai dengan pertanyaan saya?"
Wanita tua : "Maa yalfidhu min qoulin illa ladaihi roqiibun 'atiid." (QS. Qaf : 18) ("Tiada ‎satu ucapan yang diucapkan, kecuali padanya ada Raqib Atid")

Abdullah : "Anda termasuk jenis manusia yang manakah, hingga bersikap seperti itu?"
Wanita tua : "Wa la taqfu ma laisa bihi ilmun. Inna sam'a wal bashoro wal fuaada, kullu ‎ulaaika kaana 'anhu mas'ula." (QS. Al-Isra' : 36) ("Jangan kamu ikuti apa yang tidak ‎kamu ketahui, karena pendengaran, penglihatan dan hati, semua akan dipertanggung ‎jawabkan")

Abdullah : "Saya telah berbuat salah, maafkan saya."
Wanita tua : "Laa tastriiba 'alaikumul yauum, yaghfirullahu lakum." (QS.Yusuf : 92) ‎‎("Pada hari ini tidak ada cercaan untuk kamu, Allah telah mengampuni kamu")

Abdullah : "Bolehkah saya mengangkatmu untuk naik ke atas untaku ini untuk ‎melanjutkan perjalanan, karena anda akan menjumpai kafilah yang di depan."
Wanita tua : "Wa maa taf'alu min khoirin ya'lamhullah." (QS Al-Baqoroh : 197) ("Barang ‎siapa mengerjakan suatu kebaikan, Allah mengetahuinya")


Lalu wanita tua ini berpaling dari untaku, sambil berkata :

Wanita tua : "Qul lil mu'miniina yaghdudhu min abshoorihim." (QS. An-Nur : 30) ‎‎("Katakanlah pada orang-orang mukminin tundukkan pandangan mereka")

Maka saya pun memejamkan pandangan saya, sambil mempersilahkan ia mengendarai ‎untaku. Tetapi tiba-tiba terdengar sobekan pakaiannya, karena unta itu terlalu tinggi ‎baginya. Wanita itu berucap lagi.

Wanita tua : "Wa maa ashobakum min mushibatin fa bimaa kasabat aidiikum." (QS. Asy-‎Syura' 30) ("Apa saja yang menimpa kamu disebabkan perbuatanmu sendiri")

Abdullah : "Sabarlah sebentar, saya akan mengikatnya terlebih dahulu."
Wanita tua : "Fa fahhamnaaha sulaiman." (QS. Anbiya' 79) ("Maka kami telah memberi ‎pemahaman pada nabi Sulaiman")

Selesai mengikat unta itu sayapun mempersilahkan wanita tua itu naik.

Abdullah : "Silahkan naik sekarang."
Wanita tua : "Subhaanalladzi sakhkhoro lana hadza wa ma kunna lahu muqriniin, wa inna ‎ila robbinaa munqolibuun." (QS. Az-Zukhruf : 13-14) ("Maha suci Tuhan yang telah ‎menundukkan semua ini pada kami sebelumnya tidak mampu menguasainya. ‎Sesungguhnya kami akan kembali pada tuhan kami")

Sayapun segera memegang tali unta itu dan melarikannya dengan sangat kencang. Wanita ‎tua itu berkata lagi.

Wanita tua : "Waqshid fi masyika waghdud min shoutik" (QS. Lukman : 19) ‎‎("Sederhanakan jalanmu dan lunakkanlah suaramu")

Lalu jalannya unta itu saya perlambat, sambil mendendangkan beberapa syair, Wanita tua ‎itu berucap.

Wanita tua : "Faqraa-u maa tayassara minal qur'aan" (QS. Al- Muzammil : 20) ("Bacalah ‎apa-apa yang mudah dari Al-Qur'an")

Abdullah : "Sungguh anda telah diberi kebaikan yang banyak."
Wanita tua : "Wa maa yadzdzakkaru illa uulul albaab." (QS Al-Baqoroh : 269) ("Dan ‎tidaklah mengingat Allah itu kecuali orang yang berilmu")

Dalam perjalanan itu saya bertanya kepadanya.

Abdullah : "Apakah anda mempunyai suami?"
Wanita tua : "Laa tas-alu 'an asy ya-a in tubda lakum tasu'kum" (QS. Al-Maidah : 101) ‎‎("Jangan kamu menanyakan sesuatu, jika itu akan menyusahkanmu")

Ketika berjumpa dengan kafilah di depan kami, saya bertanya kepadanya.

Abdullah : "Adakah orang anda berada dalam kafilah itu?"
Wanita tua : "Al-maalu wal banuuna zinatul hayatid dunya." (QS. Al-Kahfi : 46) ‎‎("Adapun harta dan anak-anak adalah perhiasan hidup di dunia")

Baru saya mengerti bahwa ia juga mempunyai anak.

Abdullah : "Bagaimana keadaan mereka dalam perjalanan ini?"
Wanita tua : "Wa alaamatin wabin najmi hum yahtaduun" (QS. An-Nahl : 16) ("Dengan ‎tanda bintang-bintang mereka mengetahui petunjuk")

Dari jawaban ini dapat saya fahami bahwa mereka datang mengerjakan ibadah haji ‎mengikuti beberapa petunjuk. Kemudian bersama wanita tua ini saya menuju ‎perkemahan.

Abdullah : "Adakah orang yang akan kenal atau keluarga dalam kemah ini?"
Wanita tua : "Wattakhodzallahu ibrohima khalilan" (QS. An-Nisa' : 125) ("Kami jadikan ‎ibrahim itu sebagai yang dikasihi") "Wakallamahu musa takliima" (QS. An-Nisa' : 146) ‎‎("Dan Allah berkata-kata kepada Musa") "Ya yahya khudil kitaaba biquwwah" (QS. ‎Maryam : 12) ("Wahai Yahya pelajarilah alkitab itu sungguh-sungguh")

Lalu saya memanggil nama-nama, ya Ibrahim, ya Musa, ya Yahya, maka keluarlah anak-‎anak muda yang bernama tersebut. Wajah mereka tampan dan ceria, seperti bulan yang ‎baru muncul. Setelah tiga anak ini datang dan duduk dengan tenang maka berkatalah ‎wanita itu.

Wanita tua : "Fab'atsu ahadaku bi warikikum hadzihi ilal madiinati falyandzur ayyuha ‎azkaa tho'aaman fal ya'tikum bi rizkin minhu." (QS. Al-Kahfi : 19) ("Maka suruhlah ‎salah seorang dari kamu pergi ke kota dengan membawa uang perak ini, dan carilah ‎makanan yang lebih baik agar ia membawa makanan itu untukmu")

Maka salah seorang dari tiga anak ini pergi untuk membeli makanan, lalu ‎menghidangkan di hadapanku, lalu perempuan tua itu berkata :

Wanita tua : "Kuluu wasyrobuu hanii'an bima aslaftum fil ayyamil kholiyah" (QS. Al-‎Haqqah : 24) ("Makan dan minumlah kamu dengan sedap, sebab amal-amal yang telah ‎kamu kerjakan di hari-hari yang telah lalu")

Abdullah : "Makanlah kalian semuanya makanan ini. Aku belum akan memakannya ‎sebelum kalian mengatakan padaku siapakah perempuan ini sebenarnya."

Ketiga anak muda ini secara serempak berkata :

‎"Beliau adalah orang tua kami. Selama empat puluh tahun beliau hanya berbicara ‎mempergunakan ayat-ayat Al-Qur'an, hanya karena khawatir salah bicara."


Maha suci zat yang maha kuasa terhadap sesuatu yang dikehendakinya. Akhirnya saya ‎pun berucap :

‎"Fadhluhu yu'tihi man yasyaa' Wallaahu dzul fadhlil adhiim." (QS. Al-Hadid : 21) ‎‎("Karunia Allah yang diberikan kepada orang yang dikehendakinya, Allah adalah ‎pemberi karunia yang besar")‎

Read more...

  © Blogger template On The Road by Ourblogtemplates.com 2009

Back to TOP