EBOOK GRATIS

Wednesday, October 28, 2009

Assalamu 'alaikum sobat...,


Kabar gembira bagi para sobat yang demen ama ebook, terutama yang gratisan maka di bawah ini terdapat beberapa buku gratis. Semoga buku-buku tersebut menjadi tambahan wawasan bagi kita semua.



1. download ebook Kumpulan Kisah SYUHADA'

2. download ebook Kado Buat Para MUJAHIDAH


3. download ebook Ada Apa Dengan CINTA


4. download ebook Kilauan Mutiara HIKMAH

5. download ebook MOTIFASI


Silahkan download semua. Lebih manfaat lagi kalau kamu bagi-bagikan ama temen-temen kamu (bukan untuk di komersialin loh...). Gak usah kawatir dah. Masih banyak stok kok... ^_^



Kalau kamu-kamu masih butuh beberapa ebook lagi ntar bisa ku sharing lagi laen waktu insyaAllah.



Atau bagi kamu-kamu yang ingin mesen langsung juga bisa. Tinggal kirim email kamu ke email ku aja. Ntar kalau aq punya bisa aq kirim langsung k alamat email kamu. InsyaAllah.



Ni alamat email aq. mckliez@gmail.com atau kamu bisa pesen lewat acount Q di facebook. Langsung ketik aja alamat email Q di pencarian teman, ntar langsung muncul nama mukhlisien adz-dzaky. Langsung di add aja. Ato kamu kirim pesan ke dinding facebook Q langsung juga gak masalah.



Format ebook nya macam-macam. Baik yang berbentuk .pdf .chm maupun yang .exe or ebook 3d. Selama aQ punya insyaAllah akan Q kurim ke alamat email yang kamu kirimkan ke email atau dinding di facebook Q.

Read more...

Bis yang Berbahaya

BIS BERTINGKAT YANG MENYERAMKAN

Malam ini udara dingin sekali. Dua hari lagi hari libur akan tiba. Firman yang sedang berdiri di halte, mengusap-usap telapak tangannya untuk mengusir dingin. Sayup-sayup terdengar suara burung hantu di kejauhan. Firman mengutuk bossnya dalam hati, karena memaksanya berangkat pada jam yang sangat tidak menyenangkan ini. Firman ditugaskan untuk mengantarkan sebuah paket ke sebuah gudang tua di ujung kota. Perjalanan ke sana memerlukan waktu sekitar setengah jam, dan satu-satunya jenis angkutan umum yang tersedia adalah bis bertingkat yang sudah tua dan jalannya lambat.

Setelah menunggu lama, akhirnya bis itu muncul. Firman pun naik. Hanya ada beberapa penumpang saja yang terlihat. Firman terus melangkah menuju tangga karena dia memutuskan untuk duduk di tingkat atas saja. Tetapi langkahnya dihentikan oleh seorang nenek keriput yang duduk di dekat tangga. Nenek itu berkata,"Jangan naik ke atas, nak. Di atas berbahaya.". Firman terkejut. Dia pernah mendengar kisah-kisah menyeramkan tentang bis bertingkat seperti yang pernah diceritakan teman-temannya. Karena merasa ngeri, Firman pun mengurungkan niatnya untuk naik ke atas. Setelah
memilih sebuah bangku yang agak jauh, Firman duduk sambil membayangkan hal-hal
yang mengerikan yang mungkin terjadi.

Perjalanan 30 menit yang menegangkan itu pun akhirnya dapat dilalui. Firman
telah sampai di tempat tujuannya, ketika bis bertingkat itu berhenti di sebuah halte. Firman turun sambil menarik nafas lega, sementara bis itu kembali melanjutkan perjalanannya.

Keesokan malamnya, satu malam sebelum malam Imlek, Firman kembali ditugaskan bossnya untuk mengantarkan sebuah paket lagi ke gudang yang sama. Firman pun kembali berangkat menuju halte. Bis yang sama dengan bis yang kemarin muncul lagi, Firman naik. Penumpang bis yang terlihat hanya beberapa orang saja. Firman lalu berjalan menuju tangga. Tetapi di sana Firman kembali dihentikan oleh seorang nenek keriput yang duduk di dekat tangga. Nenek yang sama dengan yang kemarin.
Nenek itu berkata,"Jangan naik ke atas, nak. Di atas berbahaya.". Firman teringat dengan pengalamannya kemarin. Ia merasa takut dan memilih untuk duduk di sebuah bangku yang agak jauh dari tangga. Setelah 30 menit, bis bertingkat itu akhirnya berhenti di halte tempat tujuan Firman. Firman turun dengan perasaan lega. Dan bis itu pun melanjutkan perjalanan kembali.

Keesokan harinya, tepat pada malam liburan, Firman kembali diberi tugas
oleh bossnya untuk mengantarkan sebuah paket lagi ke gudang yang sama dengan sebelumnya. Firman menunggu bis di halte sambil melihat ke sekelillingnya. Suasana kota terlihat meriah. Lampu-lampu dan hiasan berwarna warni menghiasi sudut-sudut jalan. Ketika bis bertingkat yang ditunggunya datang, Firman naik. Bis itu adalah bis yang sama dengan yang kemarin. Firman melihat ke arah bangku di dekat tangga, dan benar saja, nenek yang sama dengan yang kemarin terlihat duduk di situ. Firman lalu mendekati nenek keriput itu. Sebelum nenek itu berkata apa-apa, Firman mendahuluinya, "Nek, apapun yang akan Nenek katakan, saya tetap akan naik dan duduk di atas. Malam ini adalah malam liburan dan suasana kota begitu meriahnya, saya tidak takut akan sesuatupun.".


Tanpa menunggu jawaban apa-apa dari nenek tua itu, Firman lalu naik ke atas.
Tidak ada penumpang satu orang pun di atas. Firman memilih untuk duduk di dekat jendela, dan menunggu dengan perasaan tegang. Tetapi hingga 30 menit berlalu, tidak terjadi apa-apa.

Akhirnya Firman sampai di tempat tujuan, dan bis itu berhenti di sebuah halte. Firman turun dari tingkat atas dan mencari si nenek keriput di dekat tangga. Setelah bertemu, lalu Firman bertanya, "Nek, kenapa sih, Nenek melarang penumpang untuk naik ke atas? Saya sudah mencoba sendiri, ternyata di atas tidak ada apa-apa yang membahayakan. Sebenarnya ada apa sih, nek?".

Sambil menunjukkan jarinya ke atas, nenek keriput itu menjawab,

"Di atas berbahaya, nak. Tidak ada supirnya.".^_^ ^_^



Read more...

Cerita Dari Tanah BATAK

Pada jaman dulu kala, hiduplah seorang pendekar wanita, Butet namanya. Sebelum lulus dari Pandapotan silat, ia harus menempuh ujian Nasution. Agar bisa berkonsentrasi, dia memutuskan untuk menyepi ke gunung dan berlatih.

Saat di perjalanan, Butet merasa lapar sehingga memutuskan untuk mampir di Pasaribu setempat. Beberapa pemuda tanggung yang lagi nonton sabung ayam sambil Toruan, langsung Hutasoit-soit melihat Butet yang seksi dan gayanya yang Hotma itu. Tapi Butet tidak peduli, dia jalan Sitorus memasuki rumah makan tanpa menanggapi, meskipun sebagai perempuan yang ramah tapi ia tak gampang Hutagaol dengan sembarang orang.

Naibaho ikan gurame yang dibakar Sitanggang dengan Batubara membuatnya semakin berselera. Apalagi diberi sambal terasi dan Nababan yang hijau segar. Setelah mengisi perut, Butet melanjutkan perjalanan. Ternyata jalan ke sana berbukit-bukit. Kadang Nainggolan, kadang Manurung. Di tepi jalan dilihatnya banyak Pohan. Kebanyakan Pohan Tanjung. Beberapa di antaranya ada yang Simatupang diterjang badai semalam.

Begitu sampai di atas gunung, Butet berujar "Wow, Siregar sekali hawanya" katanya, berbeda dengan kampungnya yang Panggabean. Hembusan Perangin-angin pun sepoi-sepoi menyejukkan, sambil diiringi Riama musik dari mulutnya. Sejauh Simarmata memandang warna hijau semuanya. Tidak ada tanah yang Girsang, semuanya Singarimbun.

Tampak di seberang, lautan dan ikan Lumban-lumban. Terbawa suasana,mulanya Butet ingin berenang. Tetapi yang ditemukannya hanyalah bekas kolam Siringo-ringo yang akan di-Hutauruk dengan Tambunan tanah. Akhirnya, dia memutuskan untuk berjalan-jalan di pinggir hutan saja, yang suasananya asri, meskipun nggak ada Tiurma melambai kayak di pantai. Sedang asik-asiknya menikmati keindahan alam, tiba-tiba dia dikejutkan oleh seekor ular yang sangat besar. "Sinaga!" teriaknya ketakutan sambil lari Sitanggang-langgang. Celakanya, dia malah terpeleset dari Tobing sehingga bibirnya Sihombing. Karuan Butet menangis Marpaung-paung lantaran kesakitan. Tetapi dia lantas ingat, bahwa sebagai pendekar pantang untuk menangis. Dia harus Togar. Maka, dengan menguat-nguatkan diri, dia pergi ke tabib setempat untuk melakukan pengobatan.

Tabib tergopoh-gopoh Simangunsong di pintu untuk menolongnya. Tabib bilang, bibirnya harus di-Panjaitan. "Hm, biayanya Pangaribuan" kata sang tabib setelah memeriksa sejenak. "Itu terlalu mahal. Bagaimana kalau Napitupulu saja?" tawar si Butet. "Napitupulu terlalu murah. Pandapotan saya kan kecil". "Jangan begitulah. Masa' tidak Siahaan melihat bibir saya Sihombing begini?" Apa saya mesti Sihotang, bayar belakangan? Nggak mau kan ? "Baiklah, tapi pakai jarum yang Sitompul saja" sahut sang mantri agak kesal. "Cepatlah! Aku sudah hampir Munthe. Saragih sedikit tidak apa-apalah".

Malamnya, ketika sedang asik-asiknya berlatih sambil makan kue Lubis kegemarannya, sayup-sayup dia mendengar lolongan Rajagukguk. Dia Bonar-bonar ketakutan. Apalagi ketika mendengar suara di semak-semak dan tiba-tiba berbunyi "Poltak!" keras sekali. "Ada Situmorang?" tanya Butet sambil memegang tongkat seperti stik Gultom erat-erat untuk menghadapi Sagala kemungkinan. Terdengar suara pelan, "Situmeang". "Sialan, cuma kucing..." desahnya lega.Padahal dia sudah sempat berpikir yang Silaen-laen.

Selesai berlatih, Butet-pun istirahat. Terkenang dia akan kisah orang tentang Hutabarat di bawah Tobing pada jaman dulu dimana ada Simamora, gajah Purba yang berbulu lebat.

Keesokan harinya, Butet kembali ke Pandapotan silatnya. Di depan ruang ujian dia membaca tulisan: "Harahap tenang! Ada ujian. "Wah telat, emang udah jam Silaban sih". Maka Siboru-boru dia masuk ke ruangan sambil menyanyi-nyanyi. Di-Tigor-lah dia sama gurunya "Butet, kau jangan ribut!, bikin kacau konsentrasi temanmu! Butet, dengan tanpa Malau-malau langsung Sijabat tangan gurunnya, "Nggak Pakpahan guru, sekali-sekali?!".

Akhirnya, luluslah Butet dan menjadi orang yang disegani karena mengikuti wejangan guru Pandapotan silatnya untuk selalu, "Simanjuntak gentar, Sinambela yang benar!



Read more...

Nama Pria Jawa

Dibalik nama-nama pria Jawa sesungguhnya ada harapan tertentu dari orangtuanya (kadang kala loh… cz gak sedikit orang tua yang skedar ngasih nama, hanya uskedar nama), agar anaknya kelak bisa sesuai yg diharapkan:

Agar pandai menanam bunga, diberi nama Rosman.
Agar pandai membaiki mobil, diberi nama Karman.
Agar pandai main golf Parman.
Agar pandai dalam korespondensi Suratman.
Semoga menjadi lelaki gagah perkasa Suparman.
Semoga kuat dlm berjalan Wakiman.
Agar berani bertanya Asman.
Semoga ahli membuat kue Paiman.
Semoga pandai berdagang Saliman.
Semoga pandai melukis Saniman.
Semoga jadi orang kaya Sugiman.
Agar besar nanti pandai cari muka Yasman.
Biar kalau ujian ndak usah mengulang Herman.
Biar jadi orang yang berwibawa Jaiman.
Biar awet muda Boiman.
Biar jadi tentara Warman.
Biar jadi orang Bali Nyoman.
Biar jadi orang Sunda Maman.
Biar lincah seperti monyet Hanoman.
Biar jadi orang Belanda Koeman.
Biar tetep tinggal di Jogja Sleman.
Biar jadi tukang sepatu handal Soleman.
Biar tetep bisa jalan walau ndak pake mesin Delman.
Biar Pinter bikin jus Yusman
Biar Pinter memecahkan problem Sukarman.
Biar jadi Juragan sate Satiman.
Gambaran di atas bukan kemutlakan loh ya... ini sebagai refresh aja biar gak monoton. Namun dibalik itu semua, bagi kita-kita tentu akan berhubungan dengan pemberian nama. Baik untuk anak keponakan maupun tetangga. Tapi bukan ngasih nama gadis tetangga yach.... ^_^ Yang harus kita-kita perhatikan ialah arti dari nama yang akan kita sandangkan. Karena nama ialah sabagai do’a. So pasti kita-kita akan berdo’a yang baik khan...? berarti kita juga harus ngasih nama bagi orang yang kita namai dengan nama yang baik.
Kalau kita-kita cermati nama-nama yang ada di sekeliling kita, maka kita kadang tidak percaya. Masa’ ada yang bernama dholimin, mujrimin, naar, dan laen-laen. Kan artinya ngeri tuh... So bagi kita-kita yang akan menyematkan sebuah nama bagi seseorang hendaklah diperhatikan artinya. Cari arti yang bagus dan indah. Bisa dibuka di kumpulan nama-nama islami. Kan udah banyak sekali buku-buku yang ngebahas masalah kumpulan nama-nama. Yang jelas jangan sembarang memberikan nama tenpa tahu arti dari nama tersebut.

Read more...

  © Blogger template On The Road by Ourblogtemplates.com 2009

Back to TOP