Be Te sekolah? NO WAY!

Friday, July 17, 2009

Pendaftaran sekolah sudah pada dimulai. Bagi para lulusan siaip ambil ancang-ancang. Bendera perjuangan dikibarkan. Akankah lulus dalam tes seleksi ataukah harus hangus karena kalah ketika di uji. Hanya orang-orang yang lulus seleksi saja yang diizinkan masuk sebagai siswa suatu lembaga. Namun itu masih awal perjuangan. Karena perjuangan yang sesungguhnya ialah apa yang akan dihadapi ketika lulus tes seleksi.
Meskipun menjadi orang yang lulus seleksi, belum tentu orang tersebut merasa bahagia. Karena tidak sedikit siswa yang lulus seleksi namun pada akhirnya mengundurkan diri. Ada yang beralasan bosan sekolah atau ada juga yang ngerasa saljur. Alias salah jalur. Memang sih orang yang salah jalur pasti merasa tidak enak bangetz.. lho wong pengennya ke arah jakarta kok mobil yang dinaiki jurusan surabaya. (yang nulis di Solo lho… kalo orang lampung sich sah-sah saja naik jurusan surabaya. Kan ngewati…)

Begitu juga dengan skul, BeTe banget kalau ampek salah jurusan. Kalau sekolah atawa kuliah yang sudah setengah jalan namun merasa saljur, wah gak kebayang deh… sulit banget bro baliknya. Apalagi mo menggantinya biar sesuai dengan minat kita. Sebenarnya kenapa sich banyak orang yang tertimpa saljur?
Tidak punya cita-cita
Hidup tanpa cita-cita bisa bahaya. Bisa di ibaratkan dengan kapal tanpa nahkoda. Ia akan terombang ambing oleh ombak zaman ditengah samudra kehidupan. Kalau seseorang sudah memiliki cita-cita maka ia akan menggapai apa yang ia cita-citakan. Karena orang yang belum memiliki terget maka ia akan malas didalam menuntut ilmu. Ia hanya berjalan sebagai formalitas belaka. Orang yang sudah sarjana pun hanya memiliki titelnya saja tanpa ada isinya. Sehingga yang menarik hanya tampilan luarnya saja. Meskipun dalamnya kosong tiada arti. Kurang lebih virus inilah yang menimpa para petinggi negara saat ini. Mereka tidak lain menyuarakan kepentingan merekan sendiri atas nama orang lain. Karena sebenarnya mereka kosong belaka. Tiada yang dibawa kecuali titiel belaka. Hingga yang terjadi sekarang masyarakatlah yang menjadi sasaran “kepintaran” mereka.
Tidak mau memperdalam minat dan bakat
Membiarkan bakat tidak terasah, atau hanya merasa cukup terhadap apa yang sudah ada tanpa mau untuk merubah menjadi yang lebih baik. Jangan biarkan minat kita kepada hal-hal yang konsumtif dan tidak produktif. Apalagi minat terbesar yang dimiliki hanya menghambur-hamburkan uang untuk belanja hal-hal yang tidak bermanfaat. Atau hanya sekedar kongkow-kongkow yang tiada berguna. Karena kesemuanya itu hanya akan membuatmu tidak tau harus ngapain ketika disodorkan kepada banyak pilihan. Jangan biarkan otak kita yang mampu mencetuskan dan menyimpan miliaran ide, hanya kosong seperti balon. Semuanya kembali kepada kita, apakah kita mau berfikir dan mendalaminya ataukah tidak.
Tren mbebek (ikut-ikutan)
Kebiasaan ikut-ikutan biasanya terlahir karena seseorang itu ragu-ragu terhadap pilihannya. Karena keraguan dalam hal apapun pasti tidak menguntungkan. Kerena keragu-raguan muncul dari syaitan. Begitu pula jikalau ragu didalam memilih jurusan study yang sesuai akhirnya akan membuat seseorang menjadi terombang ambing dan memilih berdasarkan pengaruh pihak lain. Bisa jadi ikut-ikutan teman, paksaan ortu maupun pasrah dengan hasil psikotes. Maka marilah kita belajar untuk mengambil keputusan bertanggung jawab didalam kehidupan ini. Sehingga ketika berjumpa dengan sebuah problem tidak hanya mengeluh dan menyalahkan orang lain.
Tidak mau mendengarkan saran dari orang lain
Tidak boleh ikut-ikutan dengan orang lain tanpa landasan yang kuat, bukan berarti harus menolak pendapat yang mereka kemukakan. Semua saran yang kita terima untuk memilih jurusan yang tepat jangan dianggap sebagai sikap mempengaruhi, merecoki apalagi menggurui. Orang yang lebih tua biasanya memiliki banyak pertimbangan dan pengalaman yang lebih memadai dari kita-kita yang masih belia, walaupun kadang terkasan memaksa. So ya diterima saja sebagai masukan. Toh pilihan terakhirnya ada padamu.
Kurang teliti
Terbiasa sembrono dan tidak teliti, akan berimbas kepada rusaknya studi dan pekerjaan seseorang. Ketika memilih jalur study jangan mudah percaya apa kata orang. Apalagi terhadap iklan-iklan yang dipajang. Orang yang kurang teliti biasanya masa bodo terhadap kesesuaian ilmu yang ada dengan minatnya. Tidak mau memperhatikan apakah biaya dan waktu untuk studi di sebuah tempat yang menjadi targetnya sesuai dengan kemampuannya ataukah tidak. Padahal seharusnya perbanyaklah dahulu informasi-informasi akan lembaga pendidikan tersebut. Karena orang yang paling banyak memegan informasi, dialah yang paling tau langkah tepat yang akan diambil.
Tidak mau memperjuangkan keyakinan
Tidak mau memperjuangkan keyakinan berarti malas hidup didunia. Perjuangkan keuakinan akan sekolah yang tepat secara maksimal. Baik dengan cara latihan mengerjakan soal sebanyak mungkin atau juga dengan membuat sistim pembelajaran kelompok. insyaAllah kita akan mendapatkan studi dijurusan yang menyenangkan. Yang pasti tidak ada kemudahan dan kenikmatan kecuali setelah perjuangan.

Read more...

optimalkan waktumu

Ada pepatah yang mengatakan “Waktu adalah pedang, jikalau engkau tidak menggunakannya dengan baik maka ia akan memenggalmu”. Begitulah pentingnya waktu. Senhingga tidak salah jikalau ada yang mengatakan “waktu adalah uang”. Karena begitu berharganya nilai waktu bagi anak adam. Orang yang sukses bukanlah orang yang berjalan seiring berjalannya waktu tanpa usaha, namun orang yang sukses ialah orang yang mampu memanfaatkan waktunya dengan seoptimal mungkin.
Rasulullah Muhammad  telah mengatakan “Barang siapa yang hari ini lebih baik dari hari kemarin, maka ia orang yang beruntung. Dan barang siapa yang hari ini sama dengan hari kemarin, maka ia orang yang merugi. Dan barang siapa yang hari ini lebih buruk dari hari kemarin, maka ia orang yang celaka.” Nah kita tinggal milih saja mana yang kita inginkan. So pasti semuanya pasti pada milih menjadi orang-orang yang beruntung khan? Mana ada sich orang yang manginginkan menjadi orang yang merugi. Terlebih lebih merugi di akhirat. Na’udhubillah. Termasuk Bob Sadino yang mengatakan ingin rugi sebenarnya itu hanya sebatas proteksi untuk mental yang mana jikalau ia rugi maka tidak gelo lagi. Bukan menjadikan tujuannya untuk rugi.
Jadi jikalau kita memang ingin sukses, maka tinggal bagaimana kita mengoptimalkan waktu kita. Hingga tidak terbuang sia-sia dan penyesalan yang datang di akhir usia. Ya paling tidak kita sudah berusaha dan tidak hanya berpangku tangan. So disini ada beberapa tips mengoptimalkan waktu supaya kita tidak dipenggal oleh waktu itu sendiri.
1. Buatlah jadwal yang terrencana untuk agenda harian kita. Dari bangun tidur sampai tidur kembali. Dan alokasikan waktu secara seimbang. Jangan saling tabrak sana, tabrak sini. Kalau waktu belajar, ya belajar. Waktu ibadah ya ibadah. Sehingga ketika tidak ada keseimbangan dalam pembagian jadwal bisa-bisa semua jadwal menumpuk menjadi satu. Kan repot tuh….

2. Usahakan untuk disiplin terhadap jadwal yang sudah dibuat. Jangan sampai jadwal yang sudah terencana menjadi sia-sia. Hanya menjadi hiasan kamar karena ditempel di dinding dan tidak dikerjakan. Ya kalau orang jawa sih ngatakan eman-eman.

3. Jangan membuat jadwal terlalu ketat. Namun jikalau sudah membuatnya dan dirasa terlalu ketat maka segera saja dirubah. Ntar jikalau tidak segera dirubah khawatir akan menimbulkan masalah. Perlunak jadwal sesuai dengan kebutuhan. Sehingga sesuai juga dengan kemampuan yang kita miliki untuk mengerjakannya.
4. Jangan pernah menunda waktu untuk mengerjakan sesuatu. Jikalau kita bisa saat ini, kenapa musti nunggu sore hari.?
Ibnu Umar  pernah mengatakan, “ Jikalau engkau berada pada pagi hari,maka janganlah menunggu sorehari. Dan jikalau engkau berada di sorehari maka janganlah menuggu pagihari.”
Ada sebuah pepatah juga yang mengatakan, “Menunda pekerjaan sama halnya dengan menumpuk penderitaan.” Nah loe…. Kebayang gak sich menumpuk penderitaan.?

5. usahakan untuk serius dan fokus dalam megerjakan sesuatu. Hindari mengerjakan pekerjaan lain sebelum menyelesaikan suatu pekerjaan. Bisa kita banyangkan, mana mungkub setetes air yang lembut yang memetes ke sebongkah batu besar yang kuat dan keras dapat melubangi batu trsebut?. Pasti jawabannya ialah tidak mungking. Namun jikalau tetesan air tersebut menetesi batu dengan fokus pada satu titik, maka lambat laun batu yang besarpun akan berlubang dan hancur. Sama halnya dengan sebuah pekerjaan dan urusan. Sebesar apapun jikalau dilaksanakan secara fokus dan terus-menerus, maka lambat laun akan selesai juga.

6. Manfaatkan waktu luang. Baik ketika libur akhir pekan maupun ketika datang liburan panjang. Jangan sampai waktu luang pergi begitu saja. Karena waktu yang sudah berlalu tidak akan kembali lagi. Orang yang pandai ialah orang yang mampu memanfaatkan waktu luangnya dengan kebaikan. Tiada satu detik pun yang terlewatkan kecuali didalamnya diisi dengan kegiatan yang bermanfaat.

7. Luangkan waktu pada saat liburan untuk refreshing sekaligus mengambil manfaat dari liburan. Bawalah diri kita untuk bertadabur alam. Merenungi alam ciptaan sang Kholiq. Betapa besarnya karunia yang diberikan kepada kita. Sehingga hilanglah kesombongan di dalam diri seseorang . karena merenungkan batapa kerdilnya diri ini di bandingkan alam semesta. Apalagi jikalau dibandingkan dengan rahmatNya yang tiada habisnya.

Ya kurang lebih begitulah tips-tips untuk mengelola waktu supaya tidak terlewatkan dengan sia-sia. Semoga yang sedikit ini dapat memberikan manfaat bagi kita semua.

by; mukhlisien

Read more...

  © Blogger template On The Road by Ourblogtemplates.com 2009

Back to TOP