SHOLAT ISYROQ

Thursday, December 24, 2009

عَنْ أَنَسِ بْنِ مَالِكٍ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ « مَنْ صَلَّى الْغَدَاةَ فِى جَمَاعَةٍ ثُمَّ قَعَدَ يَذْكُرُ اللَّهَ حَتَّى تَطْلُعَ الشَّمْسُ ثُمَّ صَلَّى رَكْعَتَيْنِ كَانَتْ لَهُ كَأَجْرِ حَجَّةٍ وَعُمْرَةٍ ». قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ « تَامَّةٍ تَامَّةٍ تَامَّةٍ ». قَالَ أَبُو عِيسَى هَذَا حَدِيثٌ حَسَنٌ غَرِيبٌ. قال الشيخ الألباني : حسن

Anas bin Malik  berkata, Rasulullah  bersabda,"Barang siapa mengerjakan shalat Shubuh di masjid dengan berjamaah, lalu dia duduk berdzikir sampai matahari terbit, kemudian mengerjakan shalat dua rakaat, maka ia akan mendapatkan pahala haji dan umrah” Rasulullah  manambahkan,”Sempurna, sempurna, sempurna."
At-Thibi ra mengatakan,”Sholat tersebut setelah matahari meninggi setinggi tombak sampai keluar dari waktu makruh (setelah sholat subuh sampai terbit matahari). Adapun sholat tersebut dinamakan sholat isyroq. Waktunya pada permulaan waktu dhuha”

حَدِيثُ أَبِي أُمَامَةَ ، قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ : " مَنْ صَلَّى صَلَاةَ الْغَدَاةِ فِي جَمَاعَةٍ ثُمَّ جَلَسَ يَذْكُرُ اللَّهَ حَتَّى تَطْلُعَ الشَّمْسُ ثُمَّ قَامَ فَصَلَّى رَكْعَتَيْنِ اِنْقَلَبَ بِأَجْرِ حَجَّةٍ وَعُمَرَةٍ " ، أَخْرَجَهُ الطَّبَرَانِيُّ

Dari Abu Umamah berkata Rasulullah bersabda. “Barangsiapa mengerjakan shalat Shubuh di masjid dengan berjama’ah, lalu dia tetap diam di sana sampai terbit matahari kemudian mengerjakan shalat dua rakaat, maka baginya seperti pahala orang yang menunaikan ibadah haji dan umrah”
Al Mungdziri mengatakan di dalam kitab AT-TARGHIB,”Sanadnya jayyid” selain itu juga ada hadits lain dari Utaibah bin Abd yang mengatakan bahwa Rasulullah  bersabda,
مَنْ صَلَّى صَلَاةَ الصُّبْحِ فِي جَمَاعَةٍ ثُمَّ ثَبَتَ حَتَّى يُسَبِّحَ لِلَّهِ سُبْحَةَ الضُّحَى كَانَ لَهُ كَأَجْرِ حَاجٍّ وَمُعْتَمِرٍ تَامًّا لَهُ حَجَّةٌ وَعُمَرَةٌ
”Barang siapa yang mengerjakan sholat subuh berjamaah kemudian berdiam sampai mengerjakan sholat dhuha, maka baginya pahala orang yang berhaji dan umroh secara sempurna”

َعنْ جَابِرِ بْنِ سَمُرَةَ قَالَ كَانَ النَّبِىُّ إِذَا صَلَّى الْفَجْرَ قَعَدَ فِى مُصَلاَّهُ حَتَّى تَطْلُعَ الشَّمْسُ. قَالَ أَبُو عِيسَى هَذَا حَدِيثٌ حَسَنٌ صَحِيحٌ. قال الشيخ الألباني : صحيح

Adalah Jabir bin Abdullah berkata, “Bahwasannya apabila Nabi  mengerjakan sholat subuh, beliau duduk di tempat sholatnya sampai terbit matahari” Abu Isa mengatakan hadits ini Hasan Sohih. Al-Albani menshohihkan hasits ini.

Adapun penetapan penamaan shalat yang dikerjakan pada waktu shalat Dhuha sebagai shalat Isyraq diperoleh dari Ibnu Abbas Radhiyallahu ‘anhu.
Dari Abdullah bin Al-Harits bin Naufal, bahwa Ibnu Abbas tidak shalat Dhuha. Dia bercerita, lalu aku membawanya menemui Ummu Hani’ dan kukatakan :
“Beritahukan kepadanya apa yang telah engkau beritahukan kepdaku”. Lalu Ummu Hani berkata : “Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah masuk ke rumahku untuk menemuiku pada hari pembebasan kota Mekkah, lalu beliau minta dibawakan air, lalu beliau menuangkan ke dalam mangkuk besar, lalu minta dibawakan selembar kain, kemudian beliau memasangnya sebagai tabir antara diriku dan beliau. Selanjutnya, beliau mandi dan setelah itu beliau menyiramkan ke sudut rumah. Baru kemudian beliau mengerjakan shalat delapan rakaat, yang saat itu adalah waktu Dhuha, berdiri, ruku, sujud, dan duduknya adalah sama, yang saling berdekatan sebagian dengan sebagian yang lainnya”. Kemudian Ibnu Abbas keluar seraya berkata : “Aku pernah membaca di antara dua papan, aku tidak pernah mengenal shalat Dhuha kecuali sekarang.”
(يسبحن بالعشى و الإشراق)
“Artinya : Untuk bertasbih bersamanya (Dawud) di waktu petang dan pagi”
Kemudian aku bertanya : “Mana shalat Isyraq ?” Dan setelah itu dia berkata : “Itulah shalat Isyraq”
Jadi sholat isyroq yang dilakukan pada awal permulaan waktu dhuha ialah sholat dhuha. Wallohu a’lam bish showab.

Read more...

  © Blogger template On The Road by Ourblogtemplates.com 2009

Back to TOP